Penetrasi dalam hal ini adalah nilai atau angka untuk mengukur tingkat kekerasan aspal. Maka, nilai aspal penetrasi adalah nilai berdasarkan grade atau pengelompokannya.
Jika semakin besar nilai atau penetrasinya, maka aspal itu akan semakin lembek. Sebaliknya, jika semakin kecil nilainya maka itu artinya makin rendah atau keras. Keduanya memiliki fungsi berbeda.
Baca Juga : Jasa Pengaspalan Bogor
Pengelompokan Penetrasi Aspal
Sistem pengelompokan penetrasi awalnya mulai berkembang pada awal 1900-an untuk mengkarakterisasi konsistensi aspal semi-padat. Grading penetrasi mengkuantifikasi karakteristik jalan beton berikut:
- Kedalaman penetrasi jarum 100 g 25 ° C (77 ° F)
- Suhu titik nyala
- Daktilitas pada 25°C (77°F)
- Kelarutan dalam trikloretilena
- Uji oven film tipis (menjelaskan efek penuaan jangka pendek yang terjadi selama pencampuran dengan agregat panas)
- Penetrasi yang tertahan
- Daktilitas pada 25 ° C (77 ° F)
Asumsi dasar penetration grading (pengelompokan penetrasi) adalah semakin sedikit viskositas aspal, semakin dalam jarum akan menembus.
Kedalaman penetrasi ini secara empiris (walaupun hanya secara kasar) berkorelasi dengan kinerja pengikat aspal.
Oleh karena itu, pengikat material dengan angka penetrasi tinggi (disebut “lunak”) digunakan untuk iklim dingin. Sedangkan, pengikat bahan dengan angka penetrasi rendah (“keras”) penggunaannya untuk iklim hangat.
Bitumen atau aspal sendiri biasanya memiliki ciri dalam tiga jenis kelas berikut :
- Kadar viskositas
- Nilai penetrasi
- Nilai kepadatan
Definisi Aspal Penetrasi
Aspal penetrasi grade adalah jenis kilang yang proses pembuatannya dengan viskositas yang berbeda.
Faktanya, secara material terbuat dari bahan hitam semi keras yang populer sebagai aspal kelas minyak bumi.
Uji penetrasi di sini sebagai langkah untuk mengkarakterisasi berdasarkan kekerasannya. Oleh karena itu memiliki sebutan sebagai aspal penetrasi.
Bitumen Penetrasi Grade adalah aspal standar yang penggunaannya sebagai Aspal Paving Grade yang penting untuk konstruksi jalan.
Cukup banyak penyedia kontraktor jalan yang menggunakan ini sebagai langkah dalam produksi perkerasan aspal dengan sifat unggul. Aspal standar ini sangat penting untuk mengikat agregat dan menciptakan kohesi dan stabilitas yang unik pada campuran aspal.
Di sisi lain, Bitumen grading ini digunakan terutama dalam pembuatan aspal hot mix untuk alas dan lapisan keausan.
Sebenarnya tipe ini masuk dalam klasifikasi menggunakan properti penetrasi. Asumsi dasar penetration grading adalah semakin sedikit viskositas aspal, semakin dalam jarum akan menembus.
Bitumen muncul selama proses oksidasi vacuum bottom. Vacuum bottom adalah bahan baku produksi bitumen berasal dari residu menara distilasi di kilang minyak vakum di unit produksi bitumen.
Dengan demikian maka titik penetrasinya (semacam pengujian untuk menunjukkan kekerasan aspal) dalam kelompok tertentu masuk dalam pengelompokan kelas yang berbeda itu.
Uji Penetrasi Aspal
Salah satu yang menarik dari aspal penetrasi adalah sifatnya yang termoplastik. Artinya, ini dapat membuat bahan melunak pada suhu tinggi kemudian mengeras ketika suhu rendah.
Hal ini terkenal juga dengan viskositas atau hubungan suhu. Viskositas ini penting untuk mengukur beberapa poin seperti suhu aplikasi aspal, daya tahan, reologi hingga adhesi.
Uji kadar ini guna menentukan kekerasan atau kelunakan materialnya dengan mengukur kedalaman dalam milimeter. Jarum yang termuat standar akan menembus secara vertikal dalam lima detik sementara suhu sampel aspal bertahan pada 25 C.
Selain itu, uji terhadap bahan aspal pun penggunannya untuk mengukur konsistensi aspal. Penerapannya hampir secara eksklusif untuk aspal. Untuk Tar, cutback dan emulsi sebagai uji konsistensi lainnya.
Pentingnya Pengujian Penetrasi
Uji penetrasi pada aspal perlu untuk mengetahui beberapa hal. Antara lain :
- Konsistensi bahan bitumen
- Kesesuaian aspal untuk digunakan di bawah kondisi iklim yang berbeda dan berbagai jenis konstruksi.
- Sebagai ukuran konsistensi. Nilai penetrasi yang lebih tinggi menunjukkan konsistensi yang lebih lunak.
- Untuk mengklasifikasikan bahan bitumen ke dalam kelas yang berbeda.
- Tergantung pada kondisi iklim dan jenis konstruksi. Nilai yang umum digunakan adalah 30/40, 60/70 dan 80/100.
- Pada area atau lingkungan dengan suhu hangat, tingkat yang lebih rendah lebih banyak peminatnya dan di daerah yang lebih dingin bitumen dengan nilai penetrasi yang lebih tinggi.
- Tes ini tidak bertujuan untuk memperkirakan konsistensi bahan yang lebih lembut seperti potongan yang biasanya dengan uji viskositas.
- Tahap penetrasi 40-50 adalah tingkat yang paling keras dan tingkat penetrasi 200-300 adalah tingkat paling lunak di daerah dengan iklim dingin
Sekarang Anda sudah paham apa itu aspal penetrasi, fungsi dan juga penggunaannya.
Secara singkat bisa Anda pahami bahwa aspal ini untuk mengetahui tingkat kekerasan atau kelunakan aspal untuk aplikasi yang tepat.
Kontraktor jasa pengaspalan juga harus memahami ini terutama penetrasi sesuai dengan SNI.